Bali akan menambah loket pengecekan dan pembayaran pungutan wisatawan mancanegara (wisman) di terminal domestik Bandara I Gusti Ngurah Rai. Rencananya, penambahan loket ini akan terwujud pada Maret.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun penambahan loket pembayaran pungutan wisman ini karena di terminal domestik belum tersedia. “Kita belum ada di domestik bandara, kita masih mau bertemu dengan pihak-pihak lain mau menaruh loket beserta petugas pemeriksaan,” sebutnya, dilansir dari Kantor Berita Antara, Senin (18/3).
“Mudah-mudahan Maret selesai semua, kita memang dari awal ingin fokus dulu di terminal internasional,” sambungnya.
Tjok Pemayun menyebut dalam sebulan pertama terhitung sejak 14 Februari 2024 lalu rata-rata dalam sehari wisatawan yang membayar pungutan wisman di atas 5 ribu orang, satu kali kunjungannya wajib membayar Rp150.000.
Sekitar 80-90 persen dari mereka membayar melalui sistem Love Bali, namun Dispar Bali mengakui masih ada yang membayar langsung di loket terminal internasional, bahkan beberapa diantaranya terlewat.
“Iya supaya adil bagi wismannya, bahkan kadang-kadang yang jalur domestik datang lewat pintu domestik langsung jalan kaki ke loket kita (terminal internasional) saking disiplinnya mereka,” ujar Tjok Pemayun.
Diketahui, sejauh ini dalam sebulan Dispar Bali membuka akses pembayaran pungutan wisman melalui pintu internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai dan pintu laut Pelabuhan Benoa.
Untuk wisman yang datang menggunakan kapal pesiar tidak lagi diperiksa menggunakan loket yang sama, mereka membayar sebelum tiba di Pulau Dewata melalui agen kapal.
Tjok Pemayun menilai ini justru semakin membantu kerja Pemprov Bali, dan ke depan selain membentuk loket di domestik bandara juga memungkinkan membentuk loket pembayaran pungutan wisman di pelabuhan lain.
Ia melihat wisatawan dapat masuk tidak hanya melalui pintu Pelabuhan Benoa dan terminal internasional bandara, jumlahnya tak banyak namun ini menjadi bagian dari evaluasi Pemprov Bali.
Evaluasi selain penambahan loket adalah jam kerja petugas, dimana pegawai Dispar Bali lebih banyak bekerja pada malam hari lantaran intensitas interaksi dengan wisman yang hendak membayar paling tinggi pada waktu-waktu tersebut.
“Wisman sudah tidak ada merasa bingung yang penting disampaikan sesuai regulasi untuk lingkungan dan budaya. Kita awal fokus penerbangan langsung internasional, berikutnya terminal domestik dan pelabuhan lainnya, sambil jalan ini,” tutur Tjok Pemayun.
Sumber : BaliPost