SINGARAJA, NusaBali – Komitmen Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk pengentasan kemiskinan ekstrem salah satunya dengan penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sedang mengejar target penuntasan. Total 283 unit RTLH milik KK miskin ekstrem di Buleleng beberapa ada yang sudah tuntas, namun ada juga yang masih berproses 30-50 persen.
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng Ni Nyoman Surattini, Kamis (14/12), mengatakan dalam penanganan RTLH dilakukan keroyokan. Pemkab Buleleng selain menganggarkan dari APBD sebanyak 152 unit juga menggandeng swasta melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang membantu 68 unit. Sisanya 63 unit bantuan bedah rumah yang sumber anggarannya dari APBD melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
“Sumber anggarannya berbeda-beda tetapi nilai untuk satu unit sama Rp 20 juta. Khusus dari APBD itu dianggarkan di Perubahan kemarin. Karena ada instruksi presiden percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem anggaran bedah rumah yang sebelumnya untuk masyarakat kategori miskin ditunda dan dialihkan ke yang miskin ekstrem dulu,” ucap Surattini.
Terkait soal progres pengerjaan bedah rumah sumber dana TJSL mengawali lebih dulu dan pengerjaannya dibantu Kodim 1609/Buleleng sejak bulan September lalu. Secara keseluruhan sudah berprogres 50 persen, namun ada pula beberapa rumah yang sudah selesai dikerjakan dan sudah ditempati masyarakat.
Sedangkan untuk sumber dana APBD, hingga saat ini baru berprogres 30 persen dan dalam tahap pembangunan pondasi rumah. Penerima bantuan RTLH disebut Surattini seluruhnya sudah siap untuk membantu pengerjaan. Bahkan tidak hanya dibantu keluarga tetapi juga tetangga penerima sangat semangat untuk ikut membantu dan bergotong royong.
“Yang paling berat sebenarnya proses lansir bahan. Terutama yang jarak rumahnya jauh dengan akses jalan. Tetapi itu tidak masalah semua masyarakat tidak hanya yang menerima bantuan tetapi tetangga keluarga dan pemerintah desa sangat semangat dan siap sekali mereka,” imbuh Surattini.
Melihat kondisi di lapangan, Surattini pun optimis ratusan unit bedah rumah untuk masyarakat miskin ekstrem di Buleleng bisa selesai sesuai dengan target yang diharapkan, maksimal hingga akhir Januari mendatang. Sebab sampai saat ini belum ditemukan kendala yang berarti yang dapat menghambat proses pengerjaan.
“Karena bansos dan dananya sudah semuanya cair, tanggungjawab semua ada di penerima. Bisa tidak tahun ini tetapi jangan sampai lewat satu bulan dari 2023. Kalau sudah pondasi selesai pengerjaan selanjutnya cepat karena ukuran rumahnya hanya 3×5 meter,” kata dia.
Meskipun ukuran mini, namun struktur konstruksi rumah ini dirancang dapat dikembangkan oleh penerima bantuan. Bangunan dapat disambung dan ditambah jika penerima bantuan memiliki rezeki lebih untuk memperluas tempat tinggalnya. 7k23
Sumber : NusaBali